PROGRAM UNGGULAN
TAHFIDZUL QUR’AN
PESANTREN AL-MUTTAQIN CIREBON
- Motivasi Tahfidzul Qur’an
- Dalam Alquran surat Al Ankabut ayat 49, Allah berfirman:
Artinya:
“Sebenarnya, Alquran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim.”
- Untuk mengamalkannya harus dimulai dari membacanya. Setelah dibaca, isinya pun harus dijaga. Caranya dengan memahami isi Alquran dari artinya. Tak hanya berarti, harus juga di dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman dalam surat Al Hijr ayat 9 mengenai keutamaan menjaga kemurnian Alquran.
Artinya:
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Alquran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”
Dengan menghafal serta menjaga kemurnian isi Alquran, tidak akan ada pemalsuan, perubahan dan pergantian isi seperti yang terjadi dengan kita-kitab yang turun sebelum Alquran.
3. Berdasarkan hadits riwayat Bukhari, dari Ustman, Rasulullah bersabda:
“Sebaik-baiknya manusia di antara kamu adalah yang mempelajari Alquran dan mengamalkannya.”
Dari hadits tersebut, diketahui bahwa Alquran mengandung kebaikan bagi umat Islam. Dengan membaca, menghafal, dan memahami ayat-Nya, Allah akan melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya.
- Selain itu, hadits riwayat Bukhari dan Muslim menjelaskan mengenai janji Allah kepada penghafal Alquran, yakni akan bersama para malaikat dan juga mendapatkan pahala meski terbata-bata.
Dari Aisyah Ra, Rasulullah bersabda:
“Orang yang pandai membaca Alquran maka dia akan bersama para malaikat yang mulia dan baik, sedangkan orang yang membaca Alquran dengan terbata-bata dan mengalami kesulitan dalam membacanya terbata-bata, maka baginya dua pahala.”
- Mendapatkan penghormatan dari Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Pelajarilah Alquran dan bacalah, karena perumpamaan orang mempelajari Alquran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudian dia tidur -dan dalam dirinya terdapat hafalan Alquran, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik.” (HR. Tirmidzi)
- Kedudukan penghafal Alquran berada di akhir ayat yang dibaca.
Rasulullah bersabda:
“Dikatakan kepada pemilik (penghafal-penghafal) Alquran akan diperintahkan baca lah dan bangkit lah! Baca lah sebagaimana kamu membaca di dunia! Maka sesungguhnya kedudukanmu berada pada akhir ayat yang kamu baca.” (HR. Ahmad)
- Termasuk keluarga Allah ‘Azza wa Jalla.
Seorang muslim yang menjadi penghafal Alquran, maka dia termasuk keluarga dari Allah ‘Azza wa Jalla. Dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga di antara manusia, para sahabat bertanya, “Siapakah mereka ya Rasulullah?” Rasul menjawab, “Para ahli Alquran. Merekalah keluarga Allah dan pilihan-pilihan-Nya.” (HR. Ahmad)
- Ditempatkan di surga paling tinggi.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata, bahawasanya Rasulullah Shallallahu ‘alayhi wasallam bersabda:
“Jumlah tingkatan-tingkatan surga sama dengan jumlah ayat-ayat Alquran. Maka tingkatan surga yang di masuki oleh penghafal Alquran adalah tingkatan yang paling atas, di mana tidak ada tingkatan lagi sesudah itu.”
- Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Bagi seorang muslim yang menghafalkan Alquran, maka Allah berjanji kepadanya akan melipat gandakan pahalanya menjadi 10 kali lipat. Dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang membaca satu huruf dari Alquran maka baginya sepuluh pahala dan dilipatgandakan menjadi sepuluh kali lipat, dan aku tidak mengatakan alif-lam-mim itu satu huruf, melainkan alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf tersendiri.” (HR. Tirmidzi)
- Mendapatkan syafaat.
Bagi seorang muslim yang senantiasa menghafalkan Alquran, maka ia akan mendapatkan syafaat di hari kiamat. Ia akan mendapat syafaat dari Alquran yang dibacanya. Alquran berkata pada Allah di hari kiamat:
“Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia. Kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan). Alquran kembali meminta: Wahai Tuhanku, ridhailaih dia, maka Allah meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu, bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga). Dan Allah menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan nikmat dan kebaikan.” (HR. Tirmidzi)
- Terbebas dari siksa hati.
Dari Abdullah Bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu Dari Nabi Shallallahu ‘alayhi wasallam Baginda bersabda:
“Bacalah Alquran kerana Allah tidak akan menyiksa hati orang yang hafal Alquran. Sesungguhanya Alquran ini adalah hidangan Allah, siapa yang memasukkunya ia akan aman. Dan barangsiapa yang mencintai Alquran maka hendaklah ia bergembira.”
- Memiliki cahaya lebih indah dari matahari.
Seorang muslim yang menghafalkan isi Alquran maka ia akan memiliki sinar cahaya yang lebih indah dari matahari. Rasulullah bersabda:
“Barang siapa yang membaca Alquran dan mengamalkannya, maka dipakaikan lah mahkota dari cahaya pada hari kiamat. Cahayanya lebih indah dibanding cahaya matahari di dunia.”
- Tidak akan pernah merasa hatinya kosong.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu, Rasulullah bersabda:
“Orang yang tidak mempunyai hafalan Alquran sedikit pun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh”. (Hadits diriwayatkan oleh Tirmizi dari Ibnu Abbas (2914), ia berkata hadits ini hasan sahih).
- Metode Pembelajaran Tahfidzul Qur’an
- Observasi Tahsin dan Tahfidz pada santri baru dan pindahan
Observasi dilakukan dengan pengetesan kepada setiap santri baru dan pindahan untuk mempermudah tingkatan pembelajaran
- Standar pembelajaran tahfidz (minimal 120 menit setiap santri setiap hari)
Yakni 60 menit bada shubuh, 30 menit bada Asar dan 30 menit menjelang tidur
- Pembuatan halaqoh tahfidz
Setiap 10 santri (maksimal) dibimbing oleh seorang ustadz, untuk pembelajaran tahsin dan tahfidz, serta mencatat setiap perkembangannya
- Peer Teaching Tahfidz
Setiap santri diberi kesempatan untuk membimbing santri dalam kelompoknya, sebagai pembelajaran menjadi pengajar Tahfidzul Qur’an
- Program variatif Tahfidz
Variasi-variasi metode yang dapat diterapkan dalam proses belajar Al Quran dirumuskan sebagai berikut :
1. Menggunakan alat peraga, visual, audio dan audio visual
2. Pengulangan, secara klasikal.
3. Pelibatan murid dalam penggunaan alat peraga
4. Penggabungan metode klasikal baca simak
5. Mengatasi murid yang memerlukan penanganan khusus, seperti
a. Murid sulit konsentrasi atau memusatkan perhatian
b. Murid sangat aktif secara verbal
c. Murid lambat belajar
d. Murid dengan suara pelan.
e. Murid aktif bergerak.
f. Murid pasif
6. Pembelajaran di Alam Terbuka
- Membuat Buku Mutabaah Tahsin dan Tahfidz
Setiap santri mendapatkan buku mutabaah Tahsin dan tahfidz untuk mencatatkan perkembangan pembelajarannya, yang ditandatangai oleh pembimbing tahfidz
- Menyediakan waktu mengulang hafalan
Setiap santri diberi waktu untuk mengulang hafalannya secara mandiri baik secara harian maupun pekanan
- Mengadakan uji public tahfidz
Setiap akhir bulan dan akhir semester diselenggarakan dengan Tasmi’ , menyimak ohafalan santri oleh seluruh santri dan Asatidz
- Menetapkan Target Hafalan
Saat ini target hafalan ditetapkan 5 Juz untuk SMP, dan 15 Juz untuk Mu’allimin Tahfidzul Qur’an. Diharapkan setiap santri/individu dan kelompok/halaqoh dapat termotivasi untuk mengatur waktu dalam pencapaian targetnya